Hello guys nih aku share lagi lanjutan yang kemarin, happy reading :)
****
Aku merasa tubuhku sudah cukup membaik, hari ini akupun memutuskan untuk berangkat kesekolah. Sudah terlalu banyak pelajaran yang tertinggal karena aku sakit. Aku tidak mau ketinggalan lebih jauh lagi, apalagi aku tidak ingin membuat teman-temanku khawatir karena sudah lama aku tidak masuk.
“kamu udah sehat sayang?”tanya mama padaku
“sudah ma”
“kamu jaga diri baik-baik, jangan sampai seperti kemarin, mamakan jadi khawatir”mama
“ya udah ma aku berangkat dulu ya”akupun berpamitan dengannya
Aku akan inget sama pesan mama, lagipula aku tidak ingin menghabiskan sisa hidupku hanya untuk berdiam di ranjang rumah sakit. Aku ingin bisa memberikan kebagaiaan dengan teman-temanku, karena merekalah kebahagiaanku yang sederhana.
“Mela, lo udah masuk?”tanya Muti yang berada di depan kelas bersama Ara dan Dimas
“kamu kemana aja sih mel?”tambah Ara
“kita khawatir sama lo mel”ucap Dimas yang khawatir padaku
“gue nggak apa-apa lagi, kemarin itu gue kelombok jenguk tante gue yang baru lahiran”dustaku
“gue kira lo nggak masuk gara-gara waktu itu mel”Dimas
Memang aku sakit karena kejadian itu, tapi aku tidak bisa menceritakan semuanya pada kalian. Aku harap kalian bisa mengerti posisiku sekarang ini.
“enggaklah dim, ada-ada aja sih lo. Eh gue masuk duluan ya”ucapku yang langsung masuk ke kelas.
Dari dalam kelas terlihat Haykal dan Angga menghampiri Muti dan Ara, Dimas?? Dia pergi ke kelasnya. Mungkin mereka ingin mengajaknya pergi, hal itu memang sudah sering mereka lakukan.
“eh nanti malem keluar nyok”saran Angga
“kemana sih?”tanya Muti
“biasalah, kemana gitu hari inikan malem minggu. Satnight bareng gitu”Angga
“bilang aja lo mau berduaan sama bebeb lo itu”sindir Haykal
“suka-suka gue donk kal, jadi gimana ni?”
“ayo donk, kan biar seru”Ara
“ok gue mau, tapi si Dimas sama Mela di ajak nggak tu?”tanya Muti
“nggak usah lagi”Angga
“merekakan nggak pacaran, yang ada nanti mereka ngiri sama kita-kita”tambah Ara
“tapi kan...”Muti
“udah sayang, ya udahdeh terserah kalian berdua aja”Haykal
“nah gitu donk”Ara
Samar-samar aku mendengar percakapan mereka di depan kelas, yang kudengar mereka berempat ingin satnight bersama. Memang satninght adalah hari yang mereka tunggu-tunggu, karena keesokan paginya mereka tidak berangkat kesekolah sehingga bisa menghabiskan malamnya bersama sang kekasih.
Dari dulu aku sangat ingin merasakan bagaimana rasanya satnight keluar rumah, tapi kedua orang tuaku tidak mengijinkanku untuk keluar malam. Ingin rasanya aku merasakan apa yang dilakukan oleh seorang remaja pada umumnya.
Aku bosan selalu menghabiskan waktuku di dalam rumah, setiap ingin keluar rumah selalu di tanya mau kemana. Aku ingin bermain dengan teman-temanku, aku bisa menjaga diriku dari pengaruh-pengaruh jahat.
Aku masih tahu batas juga, tidak mungkin aku akan berbuat diluar batas seperti kebanyakan anak muda yang bebas bergaul. Mereka selalu tidak percaya denganku, aku sangat ingin sekali-kali mereka mempercayaiku bahwa aku bisa melakukannya.
Mereka semua sama saja tidak pernah mengahargaiku, menganggapku hanyalah manusia yang lemah. Aku capek hidup seperti ini terus, terlebih sejak aku sakit kedua orang tuaku semakin membatasi pergaulanku. Mereka ingin jika aku tidak pergi kemana-mana, cukup dirumah saja.
Merasa bosan itu pasti, karena setiap harinya aku hanya mengahabiskan waktuku di dalam rumah. Sungguh kegiatan yang sangat tidak menaruk dan membosankan, membuatku merasa aku tidak ada gunanya. Hanya di dalam rumah, tidak bisa melakukan apa-apa.
Tiba-tiba saja HP-ku berbunyi, Dimas mengirimkan pesan singkat padaku. Ia ingin istirahat nanti kita bertemu di taman seperti biasa. Hal itu memang sering kami lakukan, menghabiskan waktu istirahat di sana, makanpun ditaman pula.
Kebetulan aku sampai duluan sehingga aku masih harus menunggu Dimas dulu, akupun sudah membawa makanan untuk kami makan bersama. Mungkin dia terlambat karena tadi di kelasnya masih ada pelajaran.
“halu..udah lama ya?”tanya Dimas yang baru datang
“belum juga kok, baru istirahat ya”
“iya nih, tadi pelajaran fisika lo kan tahu sendiri guru fisika di sekolah kitakan kebanyakan korupsi waktu muridnya buat istirahat”terangnya
“mau ngapain sih kamu ngajak aku kesini?”
“nggak apa-apa, pulang sekolah nanti pergi yuk?’
“mau kemana?”tanyaku
“kemana aja asalkan lo seneng”
“tapi gue nggak boleh keluar sama nyokap bokap”
“biar gue nanti deh yang minta izin mereka langsung, gue yakin mereka pasti ngizinin”ucap Dimas PD
“emang lo tahu rumah gue?”
“ya lo kasih tahu dulu donk”
“iya deh nanti gue kirimin”
****
“maaf nya didepan ada orang katanya mau ketemu sama nyonya”ucap bibi pada mama
“siapa bi?”
“katanya sih temennya neng Mela nya tapi mau ketemu sama nyonya”
Mamapun segera ke depan, ternyata Dimas bener-bener ingin meminta izin dengan mama. Baru kali ada seseorang yang ingin mengajakku pergi sampai dia meminta izin dengan mamaku, sungguh ia adalah pria yang bener-bener bertanggungjawab.
“ada keperluan apa anda dengan saya?”tanya mama pada Dimas
“saya Dimas tante temennya Mela”Dimas mengulurkan tangan kanannya
“iya terus kenapa?”
“saya mau minta izin buat mengajak Mela keluar tante”
“maaf tidak bisa, Mela nggak boleh keluar”
“saya janji bakal jagain Mela tan, saya mohon tante. Apa perlu saya sujud di kaki tante?jika itu membuat tante mengijinkan Mela untuk pergi akan saya lakukan”ucap Dimas
“tidak perlu, baiklah saya izinkan tapi kamu harus ingat janji kamu tadi”
“iya tante saya ingat, makasih tante”ucap Dimas girang
“sebentar ya, saya panggilkan Mela dulu”ucap mama yang langung menuju ke kamarku
“sayang buka pintunya”ucap mama di depan kamarku
“ada apa ma?”
“temen kamu Dimas mau ngajak kamu pergi”
“mama ngizinin?”
“iya, tapi jangan lupa bawa obat-obatmu. Kalo kambuh kamu harus cepat-cepat minum, kalo udah nggak kuat lagi minta saja dia mengantarmu pulang”nasehat mama
“iya ma pasti”
Aku dan Dimaspun akhirnya bisa keluar pergi bersama, meskipun kami keluar tanpa tujuan yang pasti. Aku senang sekali akhirnya bisa menghirup udara diluar rumah maupun sekolahan, melihat banyak sekali anak-anak muda seperti kita berlalu-lalang.
Berboncengan dengan pacar maupun temannya, bercanda tawa di sepanjang jalan. Akupun bertanya pada Dimas kemana tujuan kita.
“sebenarnya kita mau kemana sih dim?’
“kesuatu tempat, lo pasti suka deh”
Akupun dibuat penasaran olehnya karena ia tidak memberikan jawaban yang pasti kemanakah kita akan pergi. Dimaspun meminggirkan motornya.
“kenapa berhenti dim? Udah nyampe?’heranku
“bentar lagi, lo tutup mata lo dulu dengan ini”Dimas memberikanku sehelai kain dan memintaku untuk menutup mataku dengan itu.
“kenapa pake ditutup segala sih dim?”
“biar suprise donk”
Terdengar Dimas mulai melajukan lagi motornya, hanya suara motor yang aku dengar. Akupun semakin penasaran, hal apa yang disembunyikan Dimas padaku. Mengapa aku harus menutup mataku.
Suara motor sudah tidak kudengar lagi, sepertinya kita sudah sampai di tempat tujuan kami. Akupun bertanya lagi padanya.
“udah sampai ya?gue boleh buka nggak?”
“udah,buka aja”Dimas
Akupun membuka penutup mataku, dan benar saja tempat yang kami datangi sungguh indah. Aku terkesima dibuatnya.
“indah banget dim”
“gue sering menghabiskan waktu gue disini sambil melihat senja ini”
“gue belum pernah melihat senja seperti ini dim, apalagi dipinggir pantai gini”
“masa sih?orang terkaya seperti lo belum pernah ngeliat senja kaya gini?”herannya
“iya, selama ini gue cuma dikurung bokap nyokap di rumah terus. Jadi gue seneng banget waktu nyokap ngizinin kita pergi”
“over protektif banget donk?”
“iya, gue kan anak semata wayang so mereka nggak mau gue kenapa-napa”
“lihat deh, indah banget ya senjanya”ucap Dimas mencoba untuk menghiburku
“iya indah banget”
“gue seneng banget ngeliat senja seperti ini, setiap gue sedang ada masalah pasti gue ketempat ini. Kadang gue juga sering curhat gitu disini, walaupun gue sempet dikira orang gila”
“ada-ada aja sih. Bener sih kata lo kalo senja itu memang tempat curhat yang paling pas ketika lo nggak punya temen. Ia mengajari kita walaupun kedatangannya hanya sebentar tapi memberikan kesan yang indah”
“dan di tempat inilah gue membawa orang yang spesial buat gue”
Perasaankupun menjadi tidak enak, akupun buru-buru mengalihkan pembicaraan, aku takut jika Dimas akan memintaku untuk jadi pacarnya. Aku belum siap jika pacaran sekarang.
“emm..dim kita cari makanan atau minuman hangat yuk? Gue mulai kedinginan nih”ajakku
Dimaspun mengurungkan niatnya untuk menembakku, dan menemaniku mencari minuman hangat.
“kata si Muti lo punya alergi dingin gitu ya?”Dimas
“iya, makanya dulu waktu pergi sama lo gue buru-buru pulang”
“kalo masalah lo nggak masuk itu bukan karena alergi itu?”
“bukan, kan gue udah pada bilang sama kalian. Emangnya kenapa sih?”
“enggak apa-apa sih, gue tahu gimana tersiksanya punya alergi itu”
“iya memang nggak enak banget”ucapku
“gue dulu juga sempet tapi setelah gue jalanin perawatan udah nggak lagi”
“perawatan?”heranku
“maksudnya minum obatnya terus latihan juga dingin-dinginan, jadinya gue nggak alergi lagi seperti ini”ujarnya
“makanya gue pengen lo ngikutin seperti yang sering gue lakuin dulu”ucap Dimas
Mampus! Akukan memang nggak boleh kedinginan karena bukan hanya alergi saja, mana mungkin aku jujur dengan Dimas tentang penyakit yang ku derita. Itu sangat tidak mungkin.
“mungkin next time deh dim, lagian setiap orang itu berbeda-beda”akupun mencoba menolak tips Dimas secara halus.
“it’s ok eh bdw minggu depan bisa keluar lagi nggak?”
“gue belum tahu sih dim”
“semoga aja diboehin lagi”harap Dimas
“kayaknya kita pulang aja yuk dim, gue udah nggak tahan sama udaranya”ajakku
Aku yang sudah tidak sanggup dengan udara dinginpun meminta Dimas untuk segera mengantarkanku pulang. Lagipula aku tidak ingin jika Dimas berkeinginan mengungkapkan perasaannya lagi padaku.
Mamapun sudah khawatir menunggu kepulanganku, ia khawatir jika penyakitku kambuh mengingat udara diluar sangat dingin untukku yang sedang sakit ini.
“kamu darimana aja sih sayang”tanya mama
“maaf tante tadi kami mampir makan dulu”Dimas
“iya ma, mama jangan marahin Dimas donk”pintaku
“iya mama nggak marahin dia kok, ya udah kamu masuk sana”
“kalo begitu saya pamit dulu tante. Permisi”pamit Dimas yang sangat sopan degan mamaku.
Aku menatap Dimas dengan ninja merahnya pergi meninggalkan rumahku dari jendela kamarku, aku sangat berterima kasih sekali dengannya karena sudah mengajakku jalan malam ini. Ini adalah pengalaman pertamaku pergi malam bersama seorang lelaki.
*****
Haripun berlalu dan aku masih mengingat keindahan malam hari bersama Dimas di malam minggu kemarin, tak akan kulupakan hal itu. Sejak saat itupun aku mulai ada rasa dengannya, tapi aku takut jika benar-benar jatuh cinta dengannya.
Aku takut hanya membuatnya kecewa saja, karena aku bukanlah wanita idamannya. Aku takut juga jika semua yang dilakukannya padaku hanya karena dasar kasihan semata, dan ia ingin membuatku berharap bahwa dia mencintaiku.
“mel, gue denger-denger dari temen-temen lo satnight kemarin jalan sama Dimas ya?”tanya Ara ketika kami sedang pelajaran
“sotoy lo ra”elakku
“ngaku aja kali, mungkin emang bener si Dimas itu cinta sama kamu”goda Ara
“siapa tahu dia ngelakuin hal itu atas dasar kasihan”jawabku
“kasian gimana sih mel, keliatan kok dari bola matanya ketika dia sama lo”sambung Muti
“lo apa-apaan sih mut, sok-sokan bisa baca sifat orang lewat mata”ucapku yang tak percaya
“jadiin aja deh”Ara
“apaan sih ra, gue ini nggak mau pacaran dulu”
“terus sampe kapan lo jomblo kaya gini?ayolah mel”Ara
“siapa tahu Dimas itu bener-bener pangeran yang lo tunggu selama ini, uuhhh so sweet banget tu”tambah Muti
“kalian ini, kalo si Dimasnya tahukan malu”ucapku
“gue yakin cepat ato lambat lo pasti bakal jadian sama si Dimas”Ara
Istirahatpun tiba dan seperti biasanya aku dan Dimas berduaan di taman sekolah, menghabiskan waktu istirahat kami di tempat ini. Istirahat kali ini terlihat berbeda karena kami ditemani oleh Ara, Muti, Haykal dan Angga.
Tidak biasanya mereka berempat suka menghabiskan waktu istirahat untuk di taman, tempat yang sepertinya tidak cocok untuk anak-anak seperti mereka. Aku dan Dimas juga awalnya heran dengan keberadaan mereka, dan kamipun berfikiran positif.
“eh mel dim boleh gabung nggak?”Ara
“boleh-boleh, tumben kalian mau kesini?”tanyaku
“sekali-kali biar romantis di taman kan nggak apa-apa”Angga
“eh mereka udah pacaran belum sih?”bisik Muti pada Haykal
“enggak tahu say, keliatannya sih kyak orang pacaran”Haykal
Di taman itulah kami berenam menghabiskan waktu istirahat kami, saling bercanda tawa di tempat tersebut. Aku senang karena akhirnya kami bisa bercanda-tawa bersama lagi, setelah sekian lama kita tidak melakukan hal tersebut karena terlalu sibuk berpacaran.
“eh gimana kalo satnight besok kita pergi bersama-sama”Ara
“kayaknya gue nggak bisa deh ra”ucapku
“kenapa?”tanya Muti
“gue ada acara sama keluarga”ucapku mencoba berbohong
Tidak mungkin aku berbicara sama mereka kalau aku akan check up, yang ada mereka akan bertanya-tanya sakit apakah aku. Dan mereka pasti akan khawatir melihat keadaanku yang sebenarnya.
“masak ada acara terus sih”Muti
“biasalah orang kaya banyak acara”ceplos Angga
“bebeb”Ara menyenggol Angga
“ya udah kalo nggak bisa nggak apa-apa, kita bisa ngerti kok”Dimas
“terus lo gimana dim?”Haykal
“kalo Mela nggak bisa gue juga nggak jadi ikut deh”
“kalo kamu mau pergi, pergi aja dim. Aku nggak apa-apa kok”ucapku
“enggak kok mel, kebetulan satnight besok gue baru inget kalo ada acara gitu sama temen gue”Dimas
Aku tahu Dimas pasti sedang berbohong dengan kami, mungkin ia kecewa karena aku tidak bisa ikut dengan mereka. Maafkan aku jika aku telah mengecewakanmu, karena memang aku tidak bisa pergi ikut kalian.
“ya udah deh, tapi kapan-kapan kita satnight bareng ya”Muti
Bel tanda masukpun sudah berbunyi, kami berenampun segera masuk ke dalam kelas. Takut kalau guru yang mengajar sudah berada di dalam kelas. Haykal, Angga dan Dimas kebetulan jalan belakangan sehingga Anggapun bertanya pada Dimas apakah sudah berpacaran denganku.
“eh lo udah jadian sama si Mela?”tanya Angga
“ada-ada aja sih lo bro, ya belumlah”
“gue tahu lo punya rasakan sama si Mela?ngaku aja deh sob!kenapa lo nggak nembak dia sih”Angga
“gue takut kalo dia nggak punya rasa yang sama ke gue”Dimas
“kalo lo gentle harusnya lo tembak aja dulu dia, kalo di tolak nggak apa-apa yang penting kita udah ngomong sama dia. Itu baru yang namanya lelaki sejati”ucap Angga
“iya sob, gue liat si Mela juga punya perasaan yang sama ke lo”Haykal
“ok bro, gue bakal coba”Dimas
“nah!gitu donk! Itu baru laki”Angga
Dimaspun memantapkan hatinya untuk menembak Mela, iapun menunggu moment yang pas. Iapun berencana akan menembak Mela ketika satnight bersama-sama, yang entah kapan kami berenam bisa keluar bersama.
****
Hari sabtupun tiba, akupun segera pergi ke rumah sakit untuk check up. Aku beruntung karena malam ini bisa ditemani mama sama papa, akupun khawatir dengan hasilnya. Tapi aku yakin aku pasti bisa bertahan lebih lama lagi.
“jadi gimana hasilnya dok?”tanya papa
“jadi gini pak bu, mungkin penyakit alergi dingin Mela sudah sembuh tapi apa yang kita takutkan itupun terjadi”ucap dokter
“maksudnya apa dok?”tanya mama dengan nada ingin menangis
“kanker yang berada di dalam otak Mela semakin parah, dan dia tidak bisa bertahan lebih lama lagi”
“apa tidak ada cara yang lain dok agar anak saya bisa tetap hidup?”tanya papa
“kemungkinannya sangat kecil pak, dan sekarang sel kanker itupun suda merambah ke jaringan mata. Dan kemungkinan Mela akan mengalami kebutaan”
“papa...”mamapun menangis di pundak papa
Akupun mendengar ucapan mereka, dan akupun tidak percaya hal itu terjadi padaku. Aku yang tak kuat mendengar percakapan merekapun mencoba pergi dari ruangan tersebut secara diam-diam. Dan akupun berhasil pergi dari ruangan tersebut.
Di rumah sakit aku bertemu dengan Dimas, aku tidak tahu apa yang dilakukannya disini.
“Mela?”herannya
“Dimas?”
“lo ngapain disini?”tanyanya
“em..gue lagi ngambil obat buat bokap gue. Kalo lo sendiri ngapain?”Dimas
“emm..emm..gue lagi nemenin mama priksa gitu”bohongku
“eh”ucap kami bersamaan
“lo duluan deh”ucapku
“enggak lo aja”Dimas
“lo aja”aku
“ya udah deh, gue cuma mau bilang kalo gue pergi dulu ya”Dimas
“iya”
“semoga nyokap lo nggak apa-apa ya”ucapnya
“iya, bokap lo juga”
“ya udah bye”ucap Dimas meninggalkanku sendiri
Mama dan papa yang menyadariku tidak berada di ruangan segera keluar dan mencariku, tidak sulit mereka mencariku karena aku hanya berada di depan ruang dokter yang memeriksaku.
“kamu kemana aja sih sayang?”khawatir mamaku
“tadi aku hanya keluar aja cari udara”jawabku
“ya udah kita pulang yuk”ajak papa
“hasilnya gimana?”tanyaku
“nanti saja di rumah ya sayang”ucap mama
Kamipun segera pulang, aku tahu pasti hasilnya sangat buruk, jauh dari harapan kami semua. Karena aku merasa semakin hari ada yang aneh terjadi dalam tubuhku, dan sepertinya penyakit itu semakin merajalela.
“jadi gimana pa?ma?”
“kamu yang sabar ya sayang, mama yakin kamu pasti kuat menghadapinya”mama
“hasilnya buruk ya?penyakitnya semakin parah ya”ucapku
“kamu jangan patah semangat gitu donk, mama yakin kamu pasti akan sembuh. Kamu jangan berfikiran buruk seperti itu”mama mencoba memberikanku semangat
Setibanya dirumah akupun segera masuk ke kamar, akupun menangis sejadi-jadinya. Aku heran kenapa tuhan memberiku penyakit separah ini, kenapa aku tidak diijinkan hidup di dunia ini lebih lama lagi. Aku sayang sama mereka semua.
Aku tidak ingin berpisah dengan mereka, dan hanya membuat mereka sedih karena kepergianku.
“neng buka pintunya atuh, bibi bawain susu buat eneng”ucap bibi di depan pintu kamarku
“masuk aja bi, nggak di kunci”
“si eneng teh kenapa atuh?cerita sama bibi, jangan nangis gini”bibi
“hidupku udah nggak lama lagi bi”ucapku sesegukan
“eneng teh nggak boleh ngomong seperti itu, eneng teh harus tetep optimis. Yakin!insyaallah Allah mendengerken do’a- do’a kita. Dokter teh bukan tuhan, mereka tidak bisa menentukan berapa lama umur orang”ucap bibi
“jangan nagis lagi, senyum atuh. Kalo senyum gitukan cakep”ucap bibi
Bibi benar, dokter bukanlah tuhan yang tahu seberapa lama umur kita. Aku harus tetap yakin bahwa aku bisa sembuh dan tetap hidup untuk waktu yang lebih lama.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar